Monthly Market Update – September 2025

Tingkat Inflasi RI berada di kisaran 2,37% per tahun pada Agustus 2025. Tanggal 20 Agustus 2025 Bank Indonesia kembali memotong suku bunga 0,25% menjadi 5%. Langkah ahead of the curve BI ini diluar ekspektasi pasar yang memprediksi BI akan memangkas suku bunga setelah Keputusan The Fed pada Septermber 2025.

Setelah Keputusan BI terserbut, spread antara suku bunga BI dan FFR hanya sekitar 50bps, hal tersebut dapat membuat USD/IDR bergerak volatile.

Stock Market Review

Di bulan Agustus 2025, IHSG naik ke level 7.830,493 atau menguat 4,6%.   IHSG sempat mencapai all time high di atas level 8.000 sebelum akhirnya terkoreksi karena adanya aksi demonstrasi  di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya. Sektor yang mengalami pertumbuhan antara lain sektor teknologi, konsumen primer dan non-primer, properti dan real estate.  Sektor yang mengalami koreksi adalah sektor infrastruktur dan energi.  Sementara dari sektor keuangan, dana asing sudah mulai masuk ke saham-saham bank besar, namun menjelang akhir bulan saham BBCA kembali terkoreksi.

MSCI mengumumkan rebalancing yang efektif tanggal 27 Agustus 2025 dengan detail sabagai berikut:

  • DSSA dan CUAN masuk kedalam MSCI Global Standard Index.
  • AADI, ADRO, KPIG, PTRO, RATU, TAPG masuk ke dalam MSCI small cap index.
  • MBMA dan PNLF keluar dari MSCI Index.

Naiknya harga komoditas CPO dan Kesepakatan CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara RI dengan Uni Eropa yang membebaskan bea minyak sawit memberikan sentiment positif kepada saham-saham produsen CPO

Danantara umumkan penandatangan perjanjian dengan GEM Limited dari RRC untuk potensi investasi bersama dalam Fasilitas High Pressure Acid Leach (HPAL). Proyek ini senilai US$1,42 miliar dan kolaborasi PT Vale Indonesia. Saham- saham terkait sektor mineral dan logam: INCO, ANTM, TINS dan NCKL.

Danantara menerbitkan patriot bonds yang diantaranya dialokasikan untuk sektor energi dan energi baru terbarukan ditambah pemerintah yang telah menganggarkan Rp 402,4 T pada APBN 2026 untuk sektor tersebut. Perhatikan saham-saham terkait seperti TOBA, ADRO, PGEO, ELSA. Sektor layanan Kesehatan juga mendapatkan kenaikan anggaran menjadi Rp.244 Triliun.  Perhatikan saham HEAL, TSPC, MIKA.

Yield obligasi pemerintah Indonesia kembali bergerak menguat selama Agustus menyusul Keputusan BI yang memotong suku bunga acuan .. SBN benchmark 10 tahun ditutup pada level 6.39% dan seri 5 tahun sudah tembus di bawah 6% pada level 5.70%.

Kementrian keuangan mencatatkan Lelang dengan bidding all time high pada 12 Agustus 2025 sebesar Rp 163 T, dengan konsentrasi pada seri FR109 (benchmark 5 tahun untuk tahun 2026) sebesar Rp 88 T.

Spread antara SBN 10 tahun dengan UST 10 tahun masih berada di kisaran 200bps meskipun jarak suku bunga BI dan FFR sudah berada di level 50bps, hal tersebut diakibatkan oleh investor UST telah berspekulasi bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 2x pada tahun 2025 dimulai pada FOMC September 2025, hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Jerome Powell pada Jackson Hole meeting yang menyatakan kebijakan bernada dovish.

Berdasarkan analisa yield curve, nilai obligasi benchmark masih dinilai investor di atas nilai wajarnya yang diperjual belikan dengan yield cukup jauh dibawah yield curve nilai wajar. Pada penutupan pasar Obligasi bulan Agustus 2025 seri benchmark terkoreksi dikarenakan aksi protes yang terjadi di Indonesia. Investor disarankan berhati – hati mengingat nilai wajar yang mahal ditambah adanya sentiment aksi masa di Indonesia.

Tetap berpikir jernih, selektif dan disiplin dalam berinvestasi.

Scroll to Top