Market Review
Pada Jumat, 22 Agustus 2025, IHSG ditutup melemah 0,4% ke level 7.858,85, terkoreksi selama satu pekan sebesar 0,50%. Penurunan IHSG terutama didorong oleh aksi profit taking di saham big cap dan tekanan pada sektor infrastruktur (-1,79%) dan energi (-1,04%). Volume perdagangan harian tercatat 40,84 miliar saham dengan nilai transaksi Rp15,99 triliun, sementara investor asing masih mencatat net buy Rp424,57 miliar. Sektor dengan penguatan terbesar adalah transportasi & logistik (+3,85%), industri (+4,68%), dan properti (+2,81%). Top gainers hari itu adalah HUMI (+35,00%), SSTM (+34,78%), dan COIN (+24,84%). Top losers antara lain MFIN (-14,93%), BBLD (-14,22%), dan POLU (-13,54%)
Yield obligasi pemerintah Indonesia 10 tahun turun ke level 6,35% – 6.36% seiring sentimen positif pasca Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 5%. Penurunan yield juga didorong oleh inflow asing yang kuat ke pasar obligasi, permintaan domestik tinggi, namun langkah BI yang ahead of the curve akan meningkatkan volitalitas rupiah.
Domestic Sentiment
Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 5%, sebagai upaya mengerek pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kebijakan ini diluar prediksi pasar, BI melihat akan adanya oleh tren pelonggaran suku bunga global yang dipimpin The Fed menandakan pasar mendapatkan tambahan stimulus moneter. Hal tersebut juga mengimplikasikan bahwa BI bergerak ahead of the curve dengan spread FFR dan BI7DRR sebesar 50bps. Langkah tersebut berpeluang membuat Rupiah bergerak lebih volatile.
Global Sentiment
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tetap dominan, meski sempat turun ke 50 bps untuk akhir tahun setelah rilis data PPI AS Juli di atas ekspektasi dan yield US Treasury 10YR naik ke 4,33% per 18 Agustus. Global risk-on sentiment tetap bertahan didukung pelemahan indeks dolar (DXY) global dan inflow ke emerging market, serta rally bursa Asia dan Amerika. Investor masih waspada terhadap rilis PDB dan PCE AS, serta potensi koreksi jangka pendek pasca rally yang panjang, terutama pada saham big cap dunia.
Trading Ideas
Buy on weakness saham Perbankan untuk mendapatkan saham dengan valuasi murah serta didukung dengan trajektori suku bunga yang rendah pada perbankan. Beli obligasi dengan seri FR52, FR56, dan FR57 yang masih bergerak dibelakang curve nilai wajar seri benchmark.